Minggu, 07 Juli 2013
Tersebutlah lima srigala muda berlari larian dan saling mengejar satu sama lain. Mereka bermain dengan riang.
Namun setelah bertahun tahun, dan mereka telah beranjak dewasa, mereka harus belajar bertahan hidup mencari makan bersama sebagai kumpulan srigala. Berburu dan mengatur strategi untuk bisa mengepung dan menerkam buruan yang lengah atau terpisah dari kelompoknya.
Seringkali kumpulan srigala ini harus menahan lapar berminggu minggu bila tidak menemukan buruan untuk dijadikan makanan.
Hujan, panas dan badai salju mereka lawan dengan berkumpul bersama menghangatkan satu sama lainnya.

Satu srigala berfikir untuk pergi mencari tata kehidupan lain dimana tidak ada lapar, tidak perlu berburu, tidak harus menahan dinginnya hujan, panas dan badai salju yang membekukan tulang. Dia memutuskan untuk hidup diantara manusia dan mengabdikan dirinya menjadi teman yang bermanfaat.

Bertahun tahun, setelah puluhan hujan, panas dan badai salju terlewati, seorang manusia berjalan menembus hutan dengan senapan sebagai senjata berburu ditemani seekor srigala sebagai kawan pelindung dan penunjuk jalan. Dia berburu hanya untuk mengisi kolom biodata yang disebut hobi.
Tak lama, perjalanan mereka terhenti. Didepan mereka telah berdiri berjajar empat ekor srigala menghalangi jalan didepan mereka dengan sikapnya yang buas dan seringai yang mengancam.

Dengan gerak reflek karena terbiasa dan terlatih, manusia itu menarik kokang senjata berburunya dan mulai membidik.  Ledakan menggelegar tanda ujung peluru melesat dan merobek bulu tebal salah satu srigala tersebut untuk kemudian tumbang bersimbah darah.
Tiga srigala lainnya mundur menjauh dan mengawasi dari kejauhan rekannya yang tergeletak terluka.

Srigala yang menjadi teman manusia itu mendekati srigala yang sedang berbaring berdarah dan berkata,
Lihatlah aku. Tidak pernah lapar dan selalu hangat dengan hidup diantara manusia. Tidak perlu berfikir untuk mengatur strategi berburu dan tidak lagi merasakan hujan, panas dan badai salju.
Srigala yang terluka pun menjawab,
Lihatlah aku. Merdeka, bebas dan hidup didunia dan alamku sebagai srigala. Lapar juga penderitaan selalu datang dan pergi karena begitulah kehidupan, namun ada satu yang tidak akan pernah datang lagi setelah pergi, yaitu Martabat. Aku merdeka dan kini bangga mati sebagai srigala yang berjuang dan bertahan hidup. Tidak mati sebagai anjing peliharaan manusia yang kemudian membuangmu saat kamu tidak lagi bisa dimanfaatkan tenaganya tidak berguna. Panas, hujan dan badai salju adalah resiko yang aku harus jalani sebagai pilihan untuk merdeka dan tetap bersatu berkelompok sebagai layaknya srigala
*** *** ***

Merdeka itu pilihan dan bagaimanapun riuh kacaunya isi kemerdekaan ini tetap harus dihadapi dengan kebersamaan dan persatuan. Tidak usah takut dan gentar saat sebagian kelompok ada yang memutuskan memberikan sejarah keluarga mereka sebagai garis pengkhianat.
Rasa takut untuk menghadapi resiko kehidupan yang diibaratkan sebagai hujan, panas dan badai salju berarti sudah mematikan jiwa berjuang diri sendiri.



Salam satu merah putih..!!

1 komentar:

Soleh Sugianto mengatakan...

Lnjutkan bro konten2nya ... Salam Nasionalis